DOAKU....
"Wahai Tuhanku, lapangkanlah bagiku dadaku; dan mudahkanlah bagiku tugasku; dan lepaskanlah simpulan dari lidahku, dan kurniakanlah aku ilham dari sisi-Mu agar apa yang ku kongsikan di sini terletak dalam redha-Mu; dan peliharalah penulisan ini, serta si penulisnya, juga pembacanya agar kami sentiasa taat pada perintahMu dan tidak gentar dalam menegakkan agama-Mu."
Sunday, 14 October 2012
Keistimewaan Ilmu
Keistimewaan Ilmu
Pernah Rasulullah SAW bersabda, “Aku adalah kota ilmu dan Ali adalah pintunya.”
Pernyataan Rasulullah ini menimbulkan perasaan dengki kaum khawarij kpd Ali bin Abi Thalib. 10 org dari mereka kemudian berencana menguji Ali dgn sebuah pertanyaan yg sama. Jika Ali bisa menjwb pertanyaan itu dgn jawaban yg berbeda2, baru mereka akan percaya pada hadits nabi SAW di atas. Lalu masing2 dari mereka menemui Ali dan mengajukan pertanyaan, “Wahai Ali, lebih istimewa mana antara ilmu dan harta?”
Dgn tenang namun tangkas, Ali bin Abi Thalib menjwb kesepuluh pertanyaan itu dgn jawaban yg berbeda2 disertai dgn alasannya:
“Pertama, ilmu lebih istimewa dari harta. Sebab ilmu adalah warisan para nabi, sedangkan harta adalah warisan Qarun, Haman dan Fir’aun.
Kedua, ilmu lebih istimewa dari harta. Sebab ilmu selalu menjagamu, sedangkan harta, engkaulah yg harus menjaganya.
Ketiga, ilmu lebih istimewa dari harta. Sebab org berilmu akan memiliki byk kwn, sedang org kaya byk musuhnya.
Keempat, ilmu lebih istimewa dari harta. Sebab ilmu bila dibagikan akan bertambah, sedangkan harta bila dibagikan akan berkurang.
Kelima, ilmu lebih istimewa dari harta. Sebab org berilmu dipanggil dgn sebutan mulia, sedang org berharta dipanggil dgn sebutan hina.
Keenam, ilmu lebih istimewa dari harta. Sebab ilmu tidak perlu dijaga, sedang harta minta dijaga.
Ketujuh, ilmu lebih istimewa dari harta. Sebab org berilmu di hari kiamat dpt memberi syafa’at, sedangkan org berharta di hari kiamat akan dihisab dgn sangat berat.
Kedelapan, ilmu lebih istimewa dari harta. Sebab ilmu jika dibiarkan tidak akan pernah rusak, sedang harta jika dibiarkan pasti akan berkurang (bahkan habis dimakan)
Kesembilan, ilmu lebih istimewa dari harta. Sebab ilmu menerangi hati, sedangkan harta bisa merusak hati (karena menyebabkan sifat kikir, takabur, dll).
Kesepuluh, ilmu lebih istimewa dari harta. Sebab org berilmu bersifat lemah lembut dan selalu taat kpd Allah, sedang org berharta seringkali bersifat takabur dan ingkar kpd Allah.”
Sepuluh org khawarij yg bertanya itu justru kemudian ditantang oleh Ali bin Abi Thalib, “Seandainya seluruh kaum kalian datang dan mengajukan pertanyaan yg sama tentang istimewa mana ilmu dibanding harta, tentu aku akan menjwb seluruhnya dgn alasan yg berbeda selagi aku masih hidup.” Akhirnya org2 khawarij itu mengakui ketinggian ilmu Ali bin Abi Thalib.
Pernah Rasulullah SAW bersabda, “Aku adalah kota ilmu dan Ali adalah pintunya.”
Pernyataan Rasulullah ini menimbulkan perasaan dengki kaum khawarij kpd Ali bin Abi Thalib. 10 org dari mereka kemudian berencana menguji Ali dgn sebuah pertanyaan yg sama. Jika Ali bisa menjwb pertanyaan itu dgn jawaban yg berbeda2, baru mereka akan percaya pada hadits nabi SAW di atas. Lalu masing2 dari mereka menemui Ali dan mengajukan pertanyaan, “Wahai Ali, lebih istimewa mana antara ilmu dan harta?”
Dgn tenang namun tangkas, Ali bin Abi Thalib menjwb kesepuluh pertanyaan itu dgn jawaban yg berbeda2 disertai dgn alasannya:
“Pertama, ilmu lebih istimewa dari harta. Sebab ilmu adalah warisan para nabi, sedangkan harta adalah warisan Qarun, Haman dan Fir’aun.
Kedua, ilmu lebih istimewa dari harta. Sebab ilmu selalu menjagamu, sedangkan harta, engkaulah yg harus menjaganya.
Ketiga, ilmu lebih istimewa dari harta. Sebab org berilmu akan memiliki byk kwn, sedang org kaya byk musuhnya.
Keempat, ilmu lebih istimewa dari harta. Sebab ilmu bila dibagikan akan bertambah, sedangkan harta bila dibagikan akan berkurang.
Kelima, ilmu lebih istimewa dari harta. Sebab org berilmu dipanggil dgn sebutan mulia, sedang org berharta dipanggil dgn sebutan hina.
Keenam, ilmu lebih istimewa dari harta. Sebab ilmu tidak perlu dijaga, sedang harta minta dijaga.
Ketujuh, ilmu lebih istimewa dari harta. Sebab org berilmu di hari kiamat dpt memberi syafa’at, sedangkan org berharta di hari kiamat akan dihisab dgn sangat berat.
Kedelapan, ilmu lebih istimewa dari harta. Sebab ilmu jika dibiarkan tidak akan pernah rusak, sedang harta jika dibiarkan pasti akan berkurang (bahkan habis dimakan)
Kesembilan, ilmu lebih istimewa dari harta. Sebab ilmu menerangi hati, sedangkan harta bisa merusak hati (karena menyebabkan sifat kikir, takabur, dll).
Kesepuluh, ilmu lebih istimewa dari harta. Sebab org berilmu bersifat lemah lembut dan selalu taat kpd Allah, sedang org berharta seringkali bersifat takabur dan ingkar kpd Allah.”
Sepuluh org khawarij yg bertanya itu justru kemudian ditantang oleh Ali bin Abi Thalib, “Seandainya seluruh kaum kalian datang dan mengajukan pertanyaan yg sama tentang istimewa mana ilmu dibanding harta, tentu aku akan menjwb seluruhnya dgn alasan yg berbeda selagi aku masih hidup.” Akhirnya org2 khawarij itu mengakui ketinggian ilmu Ali bin Abi Thalib.
6 Wasiat Umar al Khattab
6 Wasiat Umar al Khattab
Suatu hari Umar Bin Khattab r.a. bertutur kpd sebahagian sahabatnya; "Aku berwasiat kpdmu enam perkara :
1-Jika engkau menemukan cela pada seseorg dan engkau mahu mencacinya, maka cacilah dirimu. Kerana, celamu lebih byk darinya.
2-Bila engkau hendak memusuhi seseorg, maka musuhilah dahulu perutmu.
Kerana, tidak ada musuh yg lebih berbahaya terhadapmu selain perut.
3-Bila engkau hendak memuji seseorg, pujilah ALLAH swt! Kerana, tiada
seorg manusia pun lebih byk dlm memberi kpdmu dan lebih santun lembut
kpdmu selain DIA.
4-Jika engkau ingin meninggalkan sesuatu,
maka tinggalkanlah kesenangan dunia. Sebab, andaikata engkau
meninggalkannya, bererti engkau terpuji.
5-Bila engkau
bersiap2 utk sesuatu, maka bersiaplah utk mati. Kerana,jika engkau tidak
bersiap utk mati, engkau akan menderita, rugi penuh penyesalan.
6-Bilamana engkau ingin menuntut sesuatu, maka tuntutlah Akhirat.
Kerana, engkau tak akan memperolehnya kecuali dengan mencarinya."
2-Bila engkau hendak memusuhi seseorg, maka musuhilah dahulu perutmu. Kerana, tidak ada musuh yg lebih berbahaya terhadapmu selain perut.
3-Bila engkau hendak memuji seseorg, pujilah ALLAH swt! Kerana, tiada seorg manusia pun lebih byk dlm memberi kpdmu dan lebih santun lembut kpdmu selain DIA.
4-Jika engkau ingin meninggalkan sesuatu, maka tinggalkanlah kesenangan dunia. Sebab, andaikata engkau meninggalkannya, bererti engkau terpuji.
5-Bila engkau bersiap2 utk sesuatu, maka bersiaplah utk mati. Kerana,jika engkau tidak bersiap utk mati, engkau akan menderita, rugi penuh penyesalan.
6-Bilamana engkau ingin menuntut sesuatu, maka tuntutlah Akhirat. Kerana, engkau tak akan memperolehnya kecuali dengan mencarinya."
KISAH YANG BOLEH ANDA BACA....DAN HAYATINYA
KISAH YANG WAJIB ANDA BACA : HAMPIR MENGGADAI SEBUAH KEIMANAN HANYA KERANA 20 SEN.. :)
Ini adalah sebuah cerita yang boleh kita ambil sebagai tauladan. Jika tidak keberatan, jom baca.
Beberapa tahun dahulu, ada seorang Imam yang berasal dari Thailand
telah dipanggil ke Malaysia untuk menjadi Imam tetap di sebuah masjid di
Malaysia. Telah menjadi kebiasaan baginya menaiki bas untuk pergi ke
masjid. Pada suatu hari, selepas Imam membayar tambang dan duduk di
dalam bas, dia tersedar yang pemandu bas tersebut telah memulangkan wang
baki yang lebih daripada sepatutnya sebanyak 20 sen.
Sepanjang
perjalanan Imam memikirkan tentang wang 20 sen tersebut. “Perlukah aku
memulangkan 20 sen ni?” Imam bertanya kepada dirinya. “Ah… syarikat bas
ni dah kaya… setakat 20 sen ni… nak beli tosei pun tak cukup,” kata
Imam.
Apabila tiba di hadapan masjid, Imam menekan loceng dan
bas tersebut pun berhenti. Ketika Imam ingin turun sahaja daripada bas,
tiba-tiba seakan-akan dirinya secara automatik berhenti dan berpaling ke
arah pemandu bas sambil memulangkan wang 20 sen. “Tadi kamu beri saya
wang baki terlebih 20 sen,” kata Imam kepada pemandu bas.
“Ohhh…!!! Terima kasih!!! Kenapa awak pulangkan 20 sen ni… kan sedikit
je nilainya,” kata pemandu bas. Imam menjawab, “Wang tersebut bukan
milik saya, sebagai seorang muslim saya wajib berlaku jujur.” Pemandu
bas tersenyum, dan berkata, “Sebenarnya saya sengaja memberi wang baki
yang lebih sebanyak 20 sen ni, saya nak uji kejujuran kamu wahai Imam.
Saya sudah berkali-kali berfikir untuk memeluk Islam.”
Imam
turun dari bas dan seluruh jasadnya menggigil dan kesejukan. Imam berdoa
sambil menadah tangan, “Astaghfirullah!!! Ampunkan daku Ya Allah… Aku
hampir-hampir menjual harga sebuah Iman dengan 20 sen!!!
Sahabat-sahabatku sekalian… Apa yang anda dapat daripada peristiwa di
atas? Ingatlah… Kita mungkin tidak melihat dan tahu kesan tindakan kita
terhadap orang lain. Kadang-kadang manusia akan menganggap kita sebagai
‘tingkap’ untuk melihat ke dalam dunia Islam.
Sesungguhnya pada diri Rasulullah s.a.w. itu terdapat contoh teladan yang baik.
Subscribe to:
Posts (Atom)