Dgn tenang namun tangkas, Ali bin Abi Thalib menjwb kesepuluh pertanyaan itu dgn jawaban yg berbeda2 disertai dgn alasannya:
“Pertama, ilmu lebih istimewa dari harta. Sebab ilmu adalah warisan para nabi, sedangkan harta adalah warisan Qarun, Haman dan Fir’aun.
Kedua, ilmu lebih istimewa dari harta. Sebab ilmu selalu menjagamu, sedangkan harta, engkaulah yg harus menjaganya.
Ketiga, ilmu lebih istimewa dari harta. Sebab org berilmu akan memiliki byk kwn, sedang org kaya byk musuhnya.
Keempat, ilmu lebih istimewa dari harta. Sebab ilmu bila dibagikan akan bertambah, sedangkan harta bila dibagikan akan berkurang.
Kelima, ilmu lebih istimewa dari harta. Sebab org berilmu dipanggil dgn sebutan mulia, sedang org berharta dipanggil dgn sebutan hina.
Keenam, ilmu lebih istimewa dari harta. Sebab ilmu tidak perlu dijaga, sedang harta minta dijaga.
Ketujuh, ilmu lebih istimewa dari harta. Sebab org berilmu di hari kiamat dpt memberi syafa’at, sedangkan org berharta di hari kiamat akan dihisab dgn sangat berat.
Kedelapan, ilmu lebih istimewa dari harta. Sebab ilmu jika dibiarkan tidak akan pernah rusak, sedang harta jika dibiarkan pasti akan berkurang (bahkan habis dimakan)
Kesembilan, ilmu lebih istimewa dari harta. Sebab ilmu menerangi hati, sedangkan harta bisa merusak hati (karena menyebabkan sifat kikir, takabur, dll).
Kesepuluh, ilmu lebih istimewa dari harta. Sebab org berilmu bersifat lemah lembut dan selalu taat kpd Allah, sedang org berharta seringkali bersifat takabur dan ingkar kpd Allah.”
Sepuluh org khawarij yg bertanya itu justru kemudian ditantang oleh Ali bin Abi Thalib, “Seandainya seluruh kaum kalian datang dan mengajukan pertanyaan yg sama tentang istimewa mana ilmu dibanding harta, tentu aku akan menjwb seluruhnya dgn alasan yg berbeda selagi aku masih hidup.” Akhirnya org2 khawarij itu mengakui ketinggian ilmu Ali bin Abi Thalib.
No comments:
Post a Comment